Poin-Poin Kunci dari Forum Ekonomi Dunia 2024 di Davos

Key Points from the 2024 World Economic Forum in Davos

Pertemuan tahunan ke-54 World Economic Forum (WEF) diadakan dari 15-19 Januari 2024 di sebuah sekolah Alpen Swiss di jantung Davos, Swiss. Rapat tahunan ini mengumpulkan 3.000 peserta dari seluruh dunia, termasuk 1.600 pemimpin bisnis, 350 kepala negara dan menteri, serta ratusan akademisi, pemimpin masyarakat sipil, dan entrepreneur. Davos 2024 juga menjadi saksi keselarasan gender. Dari 3.000 peserta, sekitar 800 (28%) adalah peserta perempuan, rekor tertinggi.

Meski acara ini dikritik karena bersifat elitis dan mahal, menurut Reuters, acara itu tetap menjadi pertemuan relevan yang memberikan wawasan bermanfaat mengenai "cara golongan kaya dan berkuasa merespons isu-isu terpenting".

Apa saja isu-isu kunci yang dibahas dalam pertemuan?

  • Mencapai keamanan dan kooperasi di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat
  • Masalah-masalah ekonomi global
  • Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) sebagai daya pendorong ekonomi dan masyarakat
  • Strategi iklim, alam, dan energi untuk jangka panjang

Mencapai keamanan dan kooperasi di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat

Ada tiga peristiwa yang dibahas secara aktif dalam sektor ini:

  • Perang berkepanjangan di Ukraina;
  • Kebuntuan di Timur Tengah;
  • Serangan atas kapal-kapal di Laut Merah.

Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sudah berbicara terang-terangan tentang kondisi negaranya yang buruk dan memperingatkan para delegasi bahwa pemimpin Rusia Vladimir Putin berupaya menguasai daerah di luar Ukraina. Setelah berbicara dengan lebih dari 80 penasihat keamanan nasional, Swiss menawarkan diri dan setuju menyelenggarakan pembicaraan damai. Zelensky juga bertemu bos JP Morgan Jamie Dimon dan para eksekutif bank lainnya tentang masalah dukungan finansial untuk rekonstruksi. Mendesak sekutu Barat Kyiv untuk terus menyuplai senjata dan dukungan finansial, ketua European Commission Ursula von der Leyen mengatakan, “Ukraina bisa menang dalam perang ini, tetapi kita harus terus mendukung perlawanan mereka."

Palestina/Israel

Dalam bulan-bulan belakangan ini tidak ada progres mencapai gencatan senjata dalam perang antara Israel and Hamas. Kepala Palestinian Investment Fund mengatakan di acara panel WEF bahwa setidaknya perlu 15 miliar dollar hanya untuk membangun kembali infrastruktur perumahan Gaza saja. Akan tetapi, negara-negara Arab menyatakan tidak bersedia membantu pendanaan sampai ada negosiasi damai yang jelas. Di saat yang sama, ekonomi di seluruh kawasan tengah menurun.

“Kami setuju bahwa perdamaian kawasan mencakup perdamaian untuk Israel, tetapi itu hanya bisa terjadi melalui perdamaian untuk Palestina melalui negara Palestina,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan.

Laut Merah

Serangan yang masih berlanjut atas kapal-kapal di Laut Merah yang dilakukan kelompok Houthi Iran di Yaman akan semakin membuat mahal ongkos transportasi barang dari Asia ke Eropa. Para pejabat Yaman dan Iran sudah mengatakan bahwa serangan tidak akan dihentikan sampai Israel mengakhiri perang di Gaza. Sementara itu di Davos, para CEO membahas rute suplai alternatif untuk memotong Laut Merah - khususnya di sekitar Afrika bagian selatan.

Masalah-masalah ekonomi global

Kekhawatiran mengenai kondisi economi global tetap muncul, dengan peringatan dari gubernur-gubernur bank global tentang tekanan inflasi. Ketakutan mereka berhubungan dengan kemungkinan naiknya harga minyak dan ongkos transportasi yang meningkat, terutama karena masalah saat ini di Laut Merah. Para eksekutif bank khawatir bahwa market salah menilai penurunan suku bunga dan risiko geopolitik diperkirakan akan menyebabkan volatilitas lebih jauh.

Masalah pendapatan yang tidak setara juga dibahas. Pada 2022, CEO di A.S. punya penghasilan 344 kali lebih besar daripada pekerja biasa, naik dari kesenjangan 21 kali lipat pada tahun 1965. Selain itu, kekayaan para miliuner tumbuh sebanyak 109 persen selama dekade terakhir. Pada saat yang sama, selama pandemi, muncul miliuner baru setiap 30 jam. Meski kekayaan para miliuner naik sangat besar, pemerintah menjadi jauh lebih miskin. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu mencari dana dan mendistribusi ulang pendapatan dan kekayaan.

Ini bisa dicapai melalui tiga langkah kunci berdasarkan pajak:

Pertama, memprioritaskan pajak progresif. Negara-negara yang melakukannya bisa menurunkan kesenjangan pendapatan.

Kedua, pajak kekayaan. Pajak kekayaan tahunan 2% bagi multimiliuner dan 5% bagi triliuner akan menghasilkan $2,52 juta per tahun. Karena 10% orang terkaya menghasilkan sekitar separuh emisi karbon dioksida dunia, ini juga akan membantu menangani krisis iklim.

Ketiga, pajak atas profit sangat besar yang dihasilkan korporasi besar, seperti perusahaan minyak. Pendapatan akan didistribusikan ulang kepada orang-orang yang bergelut dengan harga makanan dan energi yang naik terus serta efek dari krisis iklim.

Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) sebagai daya pendorong ekonomi dan masyarakat

Dalam membahas AI, nada diskusi panel tentang teknologi ini selalu optimistis, tidak distopia. Bahkan CEO OpenAI Sam Altman, yang sebelumnya pernah bergabung ke kelompok yang menyuarakan peringatan bahwa AI bisa mengakibatkan kepunahan manusia, mengatakan bahwa AI "akan mengubah dunia jauh lebih sedikit daripada yang kita pikirkan."

Altman merujuk ke AI untuk tujuan umum atau AGI. Teknologi ini secara luas didefinisikan sebagai sistem AI yang bisa melakukan tugas di level yang sama dengan manusia atau bahkan lebih bagus. Menurut Recruit Holdings, perusahaan induk Indeed dan situs pengulas perusahaan Glassdoor, bahkan setelah AI melakukan banyak langkah besar tahun-tahun belakangan ini, jumlah lowongan kerja di sebagian besar negara masih lebih besar daripada jumlah sebelum pandemi. Altman berkata pendapatnya tentang artificial intelligence sudah berubah, yang mana sebelumnya dia berpikir robot akan menggantikan kita semua, sekarang ia sangat terkesan dengan cara perusahaan-perusahaan menggunakan robot sebagai alat untuk melengkapi pekerjaan manusia.

Strategi iklim, alam, dan energi untuk jangka panjang

Sektor ini membahas pendekatan-pendekatan untuk mencapai netralitas karbon dan dunia yang bersih sebelum 2050, serta mengembangkan strategi yang bisa diimplementasikan guna menjamin akses ke energi, makanan, dan air yang terjangkau, aman, dan inklusif.

Eksekukutif energi yang hadir di Davos tahun ini berkurang. Di waktu yang sama, beberapa sesi panel berfokus untuk mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil. Akan tetapi, kepala Aramco merusak harapan banyak delegasi dengan mengatakan bahwa puncak permintaan minyak tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Terjadi juga diskusi mengenai cara iklim memengaruhi kesehatan manusia. Dalam salah satu diskusi, Nisia Trindade Lima menteri kesehatan Brasil, mengutarakan daftar kekhawatirannya yang panjang, termasuk penyakit menular melalui air dan nyamuk sebagai akibat banjir dan curah hujan ekstrem, infrastruktur kesehatan yang kelebihan beban selama krisis iklim, rusaknya fasilitas-fasilitas ini yang disebabkan cuaca ekstrem, dan dampak stres fisik dari perubahan iklim terhadap kesehatan mental.

Artikel Terakhir
Semua Artikel